BIOPESTISIDA ALAMI DALAM DUNIA PERTANIAN
Tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima
kelompok, yaitu: * Kelompok tumbuhan insektisida nabati, adalah kelompok
tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama insekta. Contoh tumbuhan
dari kelompok ini adalah: piretrium, aglaia, babadotan, bengkuang, bitung,
jaringau, saga, serai, sirsak, srikaya. * Kelompok tumbuhan antraktan atau pemikat,
adalah tumbuhan yang menghasilkan suatu bahan kimia yang menyerupai sex
pheromon pada serangga betina. Bahan kimia tersebut akan menarik serangga
jantan, khususnya hama lalat buah dari jenis Bactrocera dorsalis. Contoh
tumbuhan dari kelompok ini adalah: daun wangi dan selasih. * Kelompok tumbuhan
rodentisida nabati, adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida
pengendali hama rodentia. Tumbuh-tumbuhan ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu
sebagai penekan kelahiran (efek aborsi atau kontrasepsi) dan penekan populasi,
yaitu meracuninya. Tumbuhan yang termasuk kelompok penekan kelahiran umumnya
mengandung steroid, sedangkan yang tergolong penekan populasi biasanya
mengandung alkaloid. Dua jenis tumbuhan yang sering digunakan sebagai
rodentisida nabati adalah jenis gadung KB dan gadung racun. * Kelompok tumbuhan
moluskisida, adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali
hama moluska. Beberapa tanaman menimbulkan pengaruh moluskisida, diantaranya:
daun sembung, akar tuba, patah tulang dan tefrosia (kacang babi). * Kelompok
tumbuhan pestisida serba guna, adalah kelompok tumbuhan yang tidak berfungsi
hanya satu jenis saja, misalnya insektisida saja, tetapi juga berfungsi sebagai
fungisida, bakterisida, moluskisida, nematisida dan lainnya. Contoh tumbuhan
dari keompok ini adalah: jambu mete, lada, mimba, mindi, tembakau dan cengkih.
Pestisida nabati dapat membunuh atau mengganggu serangan hama dan penyakit
melalui cara kerja yang unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau
secara tunggal. Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik, yaitu : * merusak
perkembangan telur, larva dan pupa * menghambat pergantian kulit * mengganggu
komunikasi serangga * menyebabkan serangga menolak makan * menghambat
reproduksi serangga betina * mengurangi nafsu makan * memblokir kemampuan makan
serangga * mengusir serangga * menghambat perkembangan patogen penyakit.
Pestisida nabati mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan
pestisida nabati adalah : * murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani *
relatif aman terhadap lingkungan * tidak menyebabkan keracunan pada tanaman *
sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama * kompatibel digabung dengan cara
pengendalian yang lain * menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas
residu pestisida kimia. Sementara, kelemahannya adalah : (1)
daya kerjanya relatif lambat; (2) tidak membunuh jasad sasaran secara
langsung; (3) tidak tahan terhadap sinar matahari; (4) kurang praktis;
(5) tidak tahan disimpan (6) kadang-kadang harus disemprotkan berulang-ulang.
Pestisida nabati dapat diaplikasikan dengan menggunakan alat semprot (sprayer)
gendong seperti pestisida kimia pada umumnya. Namun, apabila tidak
dijumpai alat semprot, aplikasi pestisida nabati dapat dilakukan dengan bantuan
kuas penyapu (pengecat) dinding atau merang yang diikat. Caranya, alat tersebut
dicelupkan kedalam ember yang berisi larutan pestisida nabati, kemudian
dikibas-kibaskan pada tanaman. Supaya penyemprotan pestisida nabati
memberikan hasil yang baik, butiran semprot harus diarahkan ke bagian tanaman
dimana jasad sasaran berada. Apabila sudah tersedia ambang kendali hama,
penyemprotan pestisida nabati sebaiknya berdasarkan ambang kendali. Untuk
menentukan ambang kendali, perlu dilakukan pengamatan hama seteliti mungkin.
Pengamatan yang tidak teliti dapat mengakibatkan hama sudah terlanjur besar
pada pengamatan berikutnya dan akhirnya sulit dilakukan pengendalian. RESEP BIO
PESTISIDA NABATI Tanaman Aromatik/atraktan disebabkan mengandung methyl
euganol untuk penjebak Lalat buah/serangga : Selasih (Ocimum.sp) dan Melaleuca
Bracteata Pestisida dari ikan mujair dapat mengatasi hama tanaman terong
dan pare. Cara membuat pestisida organik dari ikan mujair : 1 kg ikan mujair
dari empang, dimasukkan ke plastik, dibiarkan selama 3 hari. Kemudian direbus
dengan dua liter air selama dua jam dan disaring. Dapat digunakan secara
langsung atau ditambahkan tembakau dahulu. Pestisida organik lainnya dapat
diperoleh dari biji mahoni, kunyit, jahe, serai dan cabe. Pembuatannya dengan dihaluskan,
diberi air, diperas dan disaring. Untuk cabe saat penyemprotan harus hati-hati
jangan sampai berbalik arah mengenai manusia. Pestisida dari mahoni untuk
mengatasi hama tanaman terong dan pare. Kunyit, jahe, serai untuk mengatasi
jamur tanaman dan buah. Cabe untuk mengatasi semua jenis hama kecuali hama di
dalam tanah Menanggulangi penyakit keriting pada cabai, Bahan: brotowali satu
kilogram (atau daun-daunan yang pahit), kapur 10 sendok makan, kunyit satu
kilogram.Cara membuat: Ketiga bahan ditumbuk dan diambil airnya lalu dicampur
dengan air 30-50 liter. Bahan ini siap digunakan untuk mengendalikan penyakit
keriting pada cabai. Mencegah semut pada persemaian, Bahan: kunir satu ons,
laos satu onsCara pembuatan: kunir dan laos dihaluskan kemudian ditambah air
secukupnya lalu disaring.Cara pemakaian: larutan hasil saringan dimasukkan
dalam penyemprot yang sudah berisi air (10 liter), semprotkan di lahan sehari
sebelum digunakan untuk menyemai tanaman dan diulang tiga hari sesudah tanaman
disemai. Pengendalian ulat pada tanaman padi, Bahan: tanaman sere (seluruh
bagian dan air).Cara pembuatan: tanaman sere (250 gram) ditumbuk sampai halus.
Tambahkan air secukupnya (empat gelas). Saringlah agar diperoleh cairan
sere.Cara pemakaian: larutan dicampur dengan 13 liter air. Semprotkan pada
tanaman padi yang terserang ulat (hama putih, penggulung daun, penggerek
batang). Untuk penggerek batang satu minggu setelah dijumpai adanya telur.
Mengendalikan ulat pada tanaman tomat, cabai, melon dan semangka, Bahan:
puntung rokok satu ons dan air tujuh liter.Cara pembuatan: masukkan puntung
rokok dalam air. Biarkan selama 4–7 hari. Saringlah agar diperoleh air larutan
yang bersih. Gunakan untuk mengendalikan hama yang menyerang tanaman.
Penyemprotan pada pagi dan sore hari. Pengendalian ulat grayak dan wereng,
Bahan: 250 gram daun sirsak segar, air ½ liter.Cara pembuatan: daun sirsat yang
masih segar ditumbuk halus ditambah dengan air kemudian disaring.Pemakaian:
campurlah saringan air sirsat segar tersebut dengan air 14 liter dan semprotkan
pada tanaman yang terserang hama. Penyakit keriting pada cabai, Bahan: abu
dapur dua kilogram, tembakau ¼ kg, belerang tiga ons.Cara pembuatan: ketiga
bahan direndam dalam air selama 3–5 hari. Saring air rendaman tersebut dan
semprotkan pada tanaman yang terkena penyakit keriting.Cara yang lain, bisa
juga dengan menaburkan secara langsung abu dapur pada tanaman yang terserang
penyakit keriting. Mengendalikan hama wereng, Bahan: kecubung dua butir, jenu
satu kilogram.Cara pembuatan: kedua bahan direbus dengan air sampai mendidih.
Saringlah air tersebut. Cara penggunaan: setiap satu liter air rebusan dicampur
dengan 16 liter air. Semprotkan pada tanaman yang terserang hama wereng.
Mengendalikan ulat grayak, ulat lain dan serangga, Bahan: segenggam daun gamal
(satu kilogram), lima liter air, 250 mg tembakau rokok (sudah dirokok).Cara
membuat: segenggam pucuk daun gamal ditumbuk halus. Campurlah dengan air
kemudian rebuslah. Dinginkan kemudian tambahkan tembakau dan aduklah hingga air
berubah menjadi agak kehitaman/kemerahan.Cara penggunaan: setiap 250 cc air
larutan dicampur dengan air 10 liter. Gunakan untuk mengendalikan hama yang
menyerang tanaman. Hama walangsangit, Bahan: brotowali satu kilogram dan
kecubung dua butir.Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan air satu
liter. Air rebusan kemudian disaring. Campuran larutan tersebut dengan air 16
liter. Gunakan untuk mengendalikan hama walangsangit ya
Download selengkapnya pada link berikut: "DOWNLOAD"
Semoga Bermanfaat....!!!
ttd
Admin
No comments:
Post a Comment